Poliakrilamida (PAM) adalah flokulan organik yang umum digunakan dalam proses pengolahan air. Ini adalah polimer sintetik yang dapat berupa kationik, anionik, atau non-ionik, bergantung pada gugus fungsi yang melekat pada rantai polimer. Poliakrilamida memiliki beberapa sifat yang membuatnya efektif untuk pengolahan air: 1. Flokulasi: Poliakrilamida mendorong agregasi partikel tersuspensi dan koloid dalam air, memungkinkannya membentuk flok yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air. 2. Pengendapan dan Klarifikasi: Flok yang dibentuk oleh poliakrilamida meningkatkan proses pengendapan, memfasilitasi penghilangan padatan tersuspensi dan kekeruhan dari air. Ini membantu menghasilkan air yang lebih jernih dan menarik secara visual. 3. Pemisahan Padat-Cair: Poliakrilamida membantu pemisahan partikel padat dari air melalui proses seperti sedimentasi, flotasi, dan filtrasi. 4. Kontrol Viskositas: Poliakrilamida dapat mengontrol viskositas air, yang bermanfaat dalam aplikasi seperti dewatering lumpur. 5. Ketahanan terhadap pH dan Salinitas: Poliakrilamida stabil pada rentang nilai pH yang luas dan dapat berfungsi secara efektif bahkan di perairan dengan salinitas tinggi. Dalam pengolahan air, pemilihan jenis dan dosis poliakrilamida yang tepat bergantung pada berbagai faktor, termasuk karakteristik air yang diolah, jenis dan konsentrasi pengotor, serta tujuan pengolahan. Para profesional pengolahan air biasanya melakukan uji jar atau uji coba skala percontohan untuk menentukan formulasi dan dosis poliakrilamida yang optimal untuk aplikasi tertentu. Penting untuk dicatat bahwa penanganan dan pengendalian dosis yang tepat sangat penting ketika menggunakan poliakrilamida untuk memastikan pengolahan air yang efektif dan aman. Kepatuhan terhadap pedoman peraturan dan praktik terbaik sangat penting untuk mencegah potensi risiko lingkungan atau kesehatan yang terkait dengan penggunaannya.
Poliakrilamida (PAM) adalah flokulan organik yang umum digunakan dalam proses pengolahan air. Ini adalah polimer sintetik yang dapat berupa kationik, anionik, atau non-ionik, bergantung pada gugus fungsi yang melekat pada rantai polimer. Poliakrilamida memiliki beberapa sifat yang membuatnya efektif untuk pengolahan air: 1. Flokulasi: Poliakrilamida mendorong agregasi partikel tersuspensi dan koloid dalam air, memungkinkannya membentuk flok yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air. 2. Pengendapan dan Klarifikasi: Flok yang dibentuk oleh poliakrilamida meningkatkan proses pengendapan, memfasilitasi penghilangan padatan tersuspensi dan kekeruhan dari air. Ini membantu menghasilkan air yang lebih jernih dan menarik secara visual. 3. Pemisahan Padat-Cair: Poliakrilamida membantu pemisahan partikel padat dari air melalui proses seperti sedimentasi, flotasi, dan filtrasi. 4. Kontrol Viskositas: Poliakrilamida dapat mengontrol viskositas air, yang bermanfaat dalam aplikasi seperti dewatering lumpur. 5. Ketahanan terhadap pH dan Salinitas: Poliakrilamida stabil pada rentang nilai pH yang luas dan dapat berfungsi secara efektif bahkan di perairan dengan salinitas tinggi. Dalam pengolahan air, pemilihan jenis dan dosis poliakrilamida yang tepat bergantung pada berbagai faktor, termasuk karakteristik air yang diolah, jenis dan konsentrasi pengotor, serta tujuan pengolahan. Para profesional pengolahan air biasanya melakukan uji jar atau uji coba skala percontohan untuk menentukan formulasi dan dosis poliakrilamida yang optimal untuk aplikasi tertentu. Penting untuk dicatat bahwa penanganan dan pengendalian dosis yang tepat sangat penting ketika menggunakan poliakrilamida untuk memastikan pengolahan air yang efektif dan aman. Kepatuhan terhadap pedoman peraturan dan praktik terbaik sangat penting untuk mencegah potensi risiko lingkungan atau kesehatan yang terkait dengan penggunaannya.
Poliakrilamida (PAM) adalah flokulan organik yang umum digunakan dalam proses pengolahan air. Ini adalah polimer sintetik yang dapat berupa kationik, anionik, atau non-ionik, bergantung pada gugus fungsi yang melekat pada rantai polimer. Poliakrilamida memiliki beberapa sifat yang membuatnya efektif untuk pengolahan air: 1. Flokulasi: Poliakrilamida mendorong agregasi partikel tersuspensi dan koloid dalam air, memungkinkannya membentuk flok yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air. 2. Pengendapan dan Klarifikasi: Flok yang dibentuk oleh poliakrilamida meningkatkan proses pengendapan, memfasilitasi penghilangan padatan tersuspensi dan kekeruhan dari air. Ini membantu menghasilkan air yang lebih jernih dan menarik secara visual. 3. Pemisahan Padat-Cair: Poliakrilamida membantu pemisahan partikel padat dari air melalui proses seperti sedimentasi, flotasi, dan filtrasi. 4. Kontrol Viskositas: Poliakrilamida dapat mengontrol viskositas air, yang bermanfaat dalam aplikasi seperti dewatering lumpur. 5. Ketahanan terhadap pH dan Salinitas: Poliakrilamida stabil pada rentang nilai pH yang luas dan dapat berfungsi secara efektif bahkan di perairan dengan salinitas tinggi. Dalam pengolahan air, pemilihan jenis dan dosis poliakrilamida yang tepat bergantung pada berbagai faktor, termasuk karakteristik air yang diolah, jenis dan konsentrasi pengotor, serta tujuan pengolahan. Para profesional pengolahan air biasanya melakukan uji jar atau uji coba skala percontohan untuk menentukan formulasi dan dosis poliakrilamida yang optimal untuk aplikasi tertentu. Penting untuk dicatat bahwa penanganan dan pengendalian dosis yang tepat sangat penting ketika menggunakan poliakrilamida untuk memastikan pengolahan air yang efektif dan aman. Kepatuhan terhadap pedoman peraturan dan praktik terbaik sangat penting untuk mencegah potensi risiko lingkungan atau kesehatan yang terkait dengan penggunaannya.
Nonionic Polyacrylamide adalah polimer larut air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat mengurangi hambatan gesekan antara cairan dan banyak digunakan di industri pertambangan dan pengolahan air, ladang minyak, dll.
Nonionic Polyacrylamide adalah polimer larut air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat mengurangi hambatan gesekan antara cairan dan banyak digunakan di industri pertambangan dan pengolahan air, ladang minyak, dll.
Cationic Polyacrylamide adalah polimer yang larut dalam air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat digunakan di ladang minyak, pengolahan air, pertambangan, dll.
Anionic Polyacrylamide adalah polimer yang larut dalam air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat mengurangi hambatan gesekan antara cairan dan digunakan secara luas dalam industri minyak, pertambangan dan pengolahan air, dll.
Poliakrilamida (PAM) adalah flokulan organik yang umum digunakan dalam proses pengolahan air. Ini adalah polimer sintetik yang dapat berupa kationik, anionik, atau non-ionik, bergantung pada gugus fungsi yang melekat pada rantai polimer. Poliakrilamida memiliki beberapa sifat yang membuatnya efektif untuk pengolahan air: 1. Flokulasi: Poliakrilamida mendorong agregasi partikel tersuspensi dan koloid dalam air, memungkinkannya membentuk flok yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air. 2. Pengendapan dan Klarifikasi: Flok yang dibentuk oleh poliakrilamida meningkatkan proses pengendapan, memfasilitasi penghilangan padatan tersuspensi dan kekeruhan dari air. Ini membantu menghasilkan air yang lebih jernih dan menarik secara visual. 3. Pemisahan Padat-Cair: Poliakrilamida membantu pemisahan partikel padat dari air melalui proses seperti sedimentasi, flotasi, dan filtrasi. 4. Kontrol Viskositas: Poliakrilamida dapat mengontrol viskositas air, yang bermanfaat dalam aplikasi seperti dewatering lumpur. 5. Ketahanan terhadap pH dan Salinitas: Poliakrilamida stabil pada rentang nilai pH yang luas dan dapat berfungsi secara efektif bahkan di perairan dengan salinitas tinggi. Dalam pengolahan air, pemilihan jenis dan dosis poliakrilamida yang tepat bergantung pada berbagai faktor, termasuk karakteristik air yang diolah, jenis dan konsentrasi pengotor, serta tujuan pengolahan. Para profesional pengolahan air biasanya melakukan uji jar atau uji coba skala percontohan untuk menentukan formulasi dan dosis poliakrilamida yang optimal untuk aplikasi tertentu. Penting untuk dicatat bahwa penanganan dan pengendalian dosis yang tepat sangat penting ketika menggunakan poliakrilamida untuk memastikan pengolahan air yang efektif dan aman. Kepatuhan terhadap pedoman peraturan dan praktik terbaik sangat penting untuk mencegah potensi risiko lingkungan atau kesehatan yang terkait dengan penggunaannya.
Poliakrilamida (PAM) adalah flokulan organik yang umum digunakan dalam proses pengolahan air. Ini adalah polimer sintetik yang dapat berupa kationik, anionik, atau non-ionik, bergantung pada gugus fungsi yang melekat pada rantai polimer. Poliakrilamida memiliki beberapa sifat yang membuatnya efektif untuk pengolahan air: 1. Flokulasi: Poliakrilamida mendorong agregasi partikel tersuspensi dan koloid dalam air, memungkinkannya membentuk flok yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air. 2. Pengendapan dan Klarifikasi: Flok yang dibentuk oleh poliakrilamida meningkatkan proses pengendapan, memfasilitasi penghilangan padatan tersuspensi dan kekeruhan dari air. Ini membantu menghasilkan air yang lebih jernih dan menarik secara visual. 3. Pemisahan Padat-Cair: Poliakrilamida membantu pemisahan partikel padat dari air melalui proses seperti sedimentasi, flotasi, dan filtrasi. 4. Kontrol Viskositas: Poliakrilamida dapat mengontrol viskositas air, yang bermanfaat dalam aplikasi seperti dewatering lumpur. 5. Ketahanan terhadap pH dan Salinitas: Poliakrilamida stabil pada rentang nilai pH yang luas dan dapat berfungsi secara efektif bahkan di perairan dengan salinitas tinggi. Dalam pengolahan air, pemilihan jenis dan dosis poliakrilamida yang tepat bergantung pada berbagai faktor, termasuk karakteristik air yang diolah, jenis dan konsentrasi pengotor, serta tujuan pengolahan. Para profesional pengolahan air biasanya melakukan uji jar atau uji coba skala percontohan untuk menentukan formulasi dan dosis poliakrilamida yang optimal untuk aplikasi tertentu. Penting untuk dicatat bahwa penanganan dan pengendalian dosis yang tepat sangat penting ketika menggunakan poliakrilamida untuk memastikan pengolahan air yang efektif dan aman. Kepatuhan terhadap pedoman peraturan dan praktik terbaik sangat penting untuk mencegah potensi risiko lingkungan atau kesehatan yang terkait dengan penggunaannya.
Poliakrilamida (PAM) adalah flokulan organik yang umum digunakan dalam proses pengolahan air. Ini adalah polimer sintetik yang dapat berupa kationik, anionik, atau non-ionik, bergantung pada gugus fungsi yang melekat pada rantai polimer. Poliakrilamida memiliki beberapa sifat yang membuatnya efektif untuk pengolahan air: 1. Flokulasi: Poliakrilamida mendorong agregasi partikel tersuspensi dan koloid dalam air, memungkinkannya membentuk flok yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air. 2. Pengendapan dan Klarifikasi: Flok yang dibentuk oleh poliakrilamida meningkatkan proses pengendapan, memfasilitasi penghilangan padatan tersuspensi dan kekeruhan dari air. Ini membantu menghasilkan air yang lebih jernih dan menarik secara visual. 3. Pemisahan Padat-Cair: Poliakrilamida membantu pemisahan partikel padat dari air melalui proses seperti sedimentasi, flotasi, dan filtrasi. 4. Kontrol Viskositas: Poliakrilamida dapat mengontrol viskositas air, yang bermanfaat dalam aplikasi seperti dewatering lumpur. 5. Ketahanan terhadap pH dan Salinitas: Poliakrilamida stabil pada rentang nilai pH yang luas dan dapat berfungsi secara efektif bahkan di perairan dengan salinitas tinggi. Dalam pengolahan air, pemilihan jenis dan dosis poliakrilamida yang tepat bergantung pada berbagai faktor, termasuk karakteristik air yang diolah, jenis dan konsentrasi pengotor, serta tujuan pengolahan. Para profesional pengolahan air biasanya melakukan uji jar atau uji coba skala percontohan untuk menentukan formulasi dan dosis poliakrilamida yang optimal untuk aplikasi tertentu. Penting untuk dicatat bahwa penanganan dan pengendalian dosis yang tepat sangat penting ketika menggunakan poliakrilamida untuk memastikan pengolahan air yang efektif dan aman. Kepatuhan terhadap pedoman peraturan dan praktik terbaik sangat penting untuk mencegah potensi risiko lingkungan atau kesehatan yang terkait dengan penggunaannya.
Nonionic Polyacrylamide adalah polimer larut air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat mengurangi hambatan gesekan antara cairan dan banyak digunakan di industri pertambangan dan pengolahan air, ladang minyak, dll.
Nonionic Polyacrylamide adalah polimer larut air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat mengurangi hambatan gesekan antara cairan dan banyak digunakan di industri pertambangan dan pengolahan air, ladang minyak, dll.
Cationic Polyacrylamide adalah polimer yang larut dalam air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat digunakan di ladang minyak, pengolahan air, pertambangan, dll.
Anionic Polyacrylamide adalah polimer yang larut dalam air yang tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik, dengan flokulasi yang baik, dapat mengurangi hambatan gesekan antara cairan dan digunakan secara luas dalam industri minyak, pertambangan dan pengolahan air, dll.
Senin 21/11 - Rab 23/11: 09.00 - 20.00 Kamis 24/11: tutup - Selamat Hari Thanksgiving! Jum 11/25: 08.00 - 22.00 Sab 26/11 - Minggu 27/11: 10.00 - 21.00 (semua jam adalah Waktu Bagian Timur)